Berita Terkini

Pertahankan partisipasi pemilih di Pemilu 2024, KPU Gelar Rakor Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat di Manado

Manado, kab-sidoarjo.kpu.go.id – Kamis (15/9), Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar Rapat Koordinasi Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat Tahun 2022, di Manado, Sulawesi Utara, diikuti sejumlah 1.096 orang peserta rakor, yang berasal dari anggota KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP pengampu Divisi Sosialisasi dan Partisipasi Pemilih.

Acara pembukaan rakor dihadiri oleh Ketua KPU Hasyim Asy'ari berserta seluruh Anggota KPU  yaitu August Mellaz, Betty Epsilon Idroos, Mochammad Afifuddin, Parsadaan Harahap, Idham Holik dan Yulianto Sudrajat, bersama Sekretaris Jenderal KPU Bernad Dermawan Sutrisno dan turut mendampingi Kepala Biro Partisipasi dan Hubungan Masyarakat Cahyo Ariawan, Kepala Biro Perundang-undangan Nur Syarifah, Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi Suryadi juga Kepala Biro Umum M Syahrizal Iskandar.

Dalam membuka dan memberikan sambutan, Ketua KPU Hasyim Asy'ari menyampaikan bahwa pada penyelenggran Pemilu 2024 nanti akan  memiliki tantangan dan kerumitan yang berbeda dibanding pemilu sebelumnya, salah satunya yaitu melaksanakan pemilu dan pemilihan di tahun yang sama, dengan kompleksitas yang beragam dan irisan tahapan yang akan dilakukan bersamaan. Berkaitan dengan hal tersebut dibutuhkan strategi yang tepat agar informasi kepemiluan disampaikan secara luas, baik kepada peserta pemilu dan masyarakat.

Hasyim menyampaikan ada tiga aspek pendidikan yang perlu dipahami jajaran divisi sosialisasi, pendidikan pemilih dan partisipasi masyarakat terkait penyampaian informasi, pertama aspek kognitif (membuat tahu, membuat paham) aspek afektif, (membangun sikap apa yang kita harapkan dari pemilih) dan aspek psikomotorik (pesan bisa menggerakkan hati, menggerakkan pikiran pemilih untuk berpartisipasi di dalam pemilu).

Lebih lanjut Hasyim  menambahkan bahwa perlu diperhatikan pula sejumlah aspek komunikasi yang harus dimaksimalkan dalam penyampaiannya informasi pemilu, pertama merumuskan pesan, kedua menentukan penyampai pesan, ketiga menentukan metode penyampai pesan dan keempat media yang digunakan. "Memang media yang menarik adalah audio visual ada gambar ada suara dan live streaming atau real time situasi ini muncul juga pada waktu kurang lebih bersamaan," kata Hasyim.

"Terkait penyampai pesan, kadang-kadang pesannya penting, tapi karena yang menyampaikan pesan kurang menarik orang jadi tidak tertarik untuk mendengarkan pesan itu. Sehingga banyak pihak menggunakan influencer dan segala macam," pungkas Hasyim.(Top)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 45 kali